Laman

Label

Senin, 14 Juni 2010

sajak anak negeri







Kami… yang katanya anak negeri
Hanya dapat berdiri di sudut paling sunyi negeri ini
Bukan kami memungkiri, bukan kami hendak lari, bukan kami tak tahu diri
Tapi bukankah tempat paling tinggi hanya untuk mereka yang bersafari?
Kami… yang katanya anak negeri
Kenyang diajari untuk menjaga bumi pertiwi
Bukan kami memungkiri, bukan kami hendak lari, bukan kami tak tahu diri
Tapi bukankah pertiwi telah ada yang mengurusi hingga yang mengurasi
Kami… yang katanya anak negeri
Dipaksa untuk mengerti janji—janji yang kian tak pasti
Tanpa pertanyaan berarti, tanpa boleh mengkritisi karena hak mengkritisi hanya untuk para pemberi petisi, dan hanya untuk para politisi
Kami… yang katanya anak negeri
Lelah dibujuk untuk memuja dan memuji pada para tirani
Di…h rasanya aku mulai geli hingga merasa ngeri
Arrghh… berhentilah menyebut kami anak negeri
Jika suara kami tak lagi kau anggap berarti
Jika nyanyi kami tak lagi kau hayati
Jika aksi kami kau pandang sebagai tragedi
Dengar…
Kami tak minta di lahirkan di negeri ini
Kami tak minta diberi hak atas tanah ini
Tapi
kami tak akan pernah berlari
kami… yang sepenuh janji mengaku anak negeri kini telah berdiri
untuk menjadi wali dari semua perkara yang harus diadili
kami kini yang akan membungkam semua janji
merebut kembali hak hak mereka yang terdzalimi
bahkan jika nyawa kami yang kau ingini
kami tak akan lagi pernah berhenti
demi bangsa yang merdeka
demi garuda yang menua
demi sangsaka yang merupa
demi bung karno dan bung hatta
dan demi sebuah sajak dari kami anak negeri

yume dee
Makassar 11 mei 2010 08.55 pm

Senin, 07 Juni 2010

tajuk edisi 1 : Bukan Renovasi biasa

BUKAN RENOVASI BIASA
Renovasi yang digalakan unhas hampir disemua fakultas dan jurusan, telah sampai dijurusan perikanan. Namun anehnya proyek renovasi yang sudah dimulai sejak bulan Desember 2009 ini masih belum juga selesai dilaksanakan sampai bulan Mei 2010, artinya renovasi atap jurusan telah berlangsung selama kurang lebih 5 bulan. Sebagai orang awam melihat jurusan perikanan yang tidak seberapa luasnya pekerjaan itu seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu dua sampai tiga bulan saja, akan tetapi lain ceritanya jikalau selama waktu renovasi pengerjaan dilakukan tanpa koordinasi yang baik antara pekerja, kontraktor, jurusan dan pihak unhas apalagi dengan adanya kejadian terendamnya ruangan program studi dilantai dua jurusan perikanan bulan…… kemarin akibat pembongkaran atap pada hari libur dan musim hujan telah mengakibatkan banyak kerusakan, dari mulai lemari-lemari kayu yang baru satu bulan di gunakkan, beberapa unit komputer, satu buah freezer, satu set sofa yang sama sekali belum di gunakan, bahkan berkas-berkas penting program studi yang tidak sempat di selamatkan sukses menjadi korban kecerobohan renovasi yang seharusnya membawa perbaikan malah mengakibatkan lebih banyak kerusakan. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa pihak unhas sepenuhnya bertanggung jawab atas proyek renovasi sama sekali tidak melakukan pengontrolan yang baik terhadap kontraktor yang dipilih sehingga para kontraktor dapat dengan mudah membuat rencana asal-asalan saja yang penting selesai, atas proyek ini toh tidak juga terlalu diawasi. Buntutnya pihak jurusan yang kena getah dari ulah proyek tak bertanggung jawab ini, bagaimana tidak kalau akhirnya pengaduan pada rektorat tidak ditanggapi, tambahan pula kontraktor hanya menyanggupi untuk memperbaiki barang yang rusak bukan mengganti. Lagi pula kalaupun mereka berniat mengganti beberapa unit komputer yang rusak tetap saja data dan arsip yang hilang tidak dapat diadakan kembali, kejadian ini tidak dapat dipandang enteng. Tapi bukan berarti jurusan tidak ikut andil dalam kejadian ini, jika saja jurusan lebih tegas mengarahkan renovasi ini tentu tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena semua kebijakan dari atas apapun bentuknya dan bagaimanapun perencanaan dari kontraktor pihak jurusan harus dapat menyampaikan dengan jelas bahwa kita sendiri yang tahu kondisi dari jurusan. Pada akhirnya lingkaran saling lepas tanggung jawab pun tidak dapat terelakkan, pekerja merasa tidak bersalah karena mendapat perintah kontraktor, kontraktor merasa tidak bersalah karena diberi kewenangan oleh unhas, unhas juga merasa tidak bersalah karena niat renovasi itu adalah suatu niat baik, jurusan lebih merasa tidak bersalah karena tidak mendapat surat tugas pemberian tanggung jawab atas proyek ini.
Kalu sudah begini renovasi yang biasa pun menjadi luar biasa, luarbiasa makan waktu, luarbiasa makan biaya, luar biasa makan tenaga, sementara hasilnya tetap biasa-biasa saja.
Lantas siapa yang salah? Tentu saja sistem. Seperti kita ketahui salah satu pengertian sistem menurut Anatol Rapoport yaitu “satu kesatuan yang berfungsi sebagai satu kesatuan karena bagian-bagian yang saling bergantung dan sebuah metode yang bertujuan menemukan bagaimana sistem ini menyebabkan sistem yang lebih luas yang disebut sistem teori umum”. Maka apabila kita memandang unhas sebagai sebuah sistem dan renovasi jurusan sebagai produk dari sistem jelaslah bahwa kerusakan yang terjadi diakibatkan oleh kesalahan sistem, terutama dalam hal komunikasi dan koordinasi karena Setiap sistem merupakan jaringan komunikasi yang membuka aliran informasi untuk proses penyesuaian diri. Sementara pada kasus yang terjadi, unhas tidak mampu membuka jaringan komunikasi dengan pihak jurusan yang jelas-jelas merupakan subsistem sehingga terjadilah ketidaksesuaian keinginan antara sistem dengan sub sistem. ketidaksesuaian itu dapat terlihat dari pernyataan ketua jurusan perikanan, bpk Musbir “seandainya dibicarakan lebih dahulu dengan pihak jurusan, kami melihat bahwa atap/genteng disini masih bagus, ya kalau ada anggaran sebesar itu yang lebih dibutuhkan jurusan saat ini bukan perbaikan atap, tapi bisa untuk penambahan satu atau dua ruang kelas. Harapan saya kedepannya ya kalau ada proyek seperti ini lagi kami dari jurusan di beri kesempatan untuk membicarakan apa-apa yang di butuhkan oleh jurusan saat ini.”